Di depan gerbang tua hari ini
kami menyilangkan tangan ke dada kiri
tegak tengadah menatap bangunanmu
genteng hitam dan dinding kusam, berlumut waktu
untuk kali penghabisan
Marilah kita kenangkan tahun-tahun dahulu
hari-hari kuliah di ruang fisika
mengantuk pada pagi cencit burung gereja
Praktikum, Padang percobaan, Praktek daerah
Corong anastesi dan kilau pisau scapel di kamar bedah
suara-suara menjalar di sepanjang gang
suara pasien yang pertama kali kujamah
di aula ini, aula yang semakin kecil
kita beragitasi, berpesta dan bercengkrama
melupakan sengitnya ujian, tekanan guru besar
Melepaskannya pada hari-hari perpeloncoan
Pada film dan musik murahan
Ya, kita sesekali juga butuh konser yang baik
Drama Sophocles, Chekov, atau jas panjang pesanan
Memperdebatkan politik, Tuhan dan para negarawan
Tentang Filsafat, perempuan serta peperangan
Baying benua abad dahulu lewat abad yang kini
dimanakah kau sekarang berdiri?
dan bersyukurlah karena lewat gerbangmu tua
Kau telah dilantik jadi warga republik berpikir bebas
Setelah bertahun diuji kesetian dan keberanian
Dalam berpikir dan menyatakan kebebasan suara hati
berpijak di tanah air nusantara
Dengan penuh kecintaan
Dan kami bersyukur pada Tuhan
Yang telah melebarkan gerbang tua ini
Dan kami bersyukur kepada ibu bapa
Yang sepanjang malam selalu berdoa tulus
Dan terbungkuk membiayai kami
Dorongan kekasih sepenuh hati
Dan kami berhutang kepada manusia
Yang telah merintis sejarah dan ilmu
Yang telah menjadi guru-guru kami
Yang membayar pajak selama ini
Serta menjaga sepeda-sepeda kami
Pada hari ini di depan gerbang mu tua
Kami cengangkan cemara halamanmu dalam bau formalin
Mikroskop, kamar obat, perpustakaan
Gulungan layer di kampong nelayan
Nyanyi pohon-pohon perkebunan
Angin hijau di padang-padang peternakan
Deru kemarau di padang-padang penggembalaan
Dalam mimpi teknologi, kami dipanggil
Untuk menggarap tahun-tahun kemerdekaan
Dan mencintai manusianya Mencintai kebebasan
kami menyilangkan tangan ke dada kiri
tegak tengadah menatap bangunanmu
genteng hitam dan dinding kusam, berlumut waktu
untuk kali penghabisan
Marilah kita kenangkan tahun-tahun dahulu
hari-hari kuliah di ruang fisika
mengantuk pada pagi cencit burung gereja
Praktikum, Padang percobaan, Praktek daerah
Corong anastesi dan kilau pisau scapel di kamar bedah
suara-suara menjalar di sepanjang gang
suara pasien yang pertama kali kujamah
di aula ini, aula yang semakin kecil
kita beragitasi, berpesta dan bercengkrama
melupakan sengitnya ujian, tekanan guru besar
Melepaskannya pada hari-hari perpeloncoan
Pada film dan musik murahan
Ya, kita sesekali juga butuh konser yang baik
Drama Sophocles, Chekov, atau jas panjang pesanan
Memperdebatkan politik, Tuhan dan para negarawan
Tentang Filsafat, perempuan serta peperangan
Baying benua abad dahulu lewat abad yang kini
dimanakah kau sekarang berdiri?
dan bersyukurlah karena lewat gerbangmu tua
Kau telah dilantik jadi warga republik berpikir bebas
Setelah bertahun diuji kesetian dan keberanian
Dalam berpikir dan menyatakan kebebasan suara hati
berpijak di tanah air nusantara
Dengan penuh kecintaan
Dan kami bersyukur pada Tuhan
Yang telah melebarkan gerbang tua ini
Dan kami bersyukur kepada ibu bapa
Yang sepanjang malam selalu berdoa tulus
Dan terbungkuk membiayai kami
Dorongan kekasih sepenuh hati
Dan kami berhutang kepada manusia
Yang telah merintis sejarah dan ilmu
Yang telah menjadi guru-guru kami
Yang membayar pajak selama ini
Serta menjaga sepeda-sepeda kami
Pada hari ini di depan gerbang mu tua
Kami cengangkan cemara halamanmu dalam bau formalin
Mikroskop, kamar obat, perpustakaan
Gulungan layer di kampong nelayan
Nyanyi pohon-pohon perkebunan
Angin hijau di padang-padang peternakan
Deru kemarau di padang-padang penggembalaan
Dalam mimpi teknologi, kami dipanggil
Untuk menggarap tahun-tahun kemerdekaan
Dan mencintai manusianya Mencintai kebebasan
0 comments:
Post a Comment