Tuesday, February 14, 2012

[Cooking] Egg Roll

Waaah... so excited... setelah lama ga masak, akhirnya hari ini bisa masak juga... i just make a simple food, but it's so yummi... hehe... i'll share the pic... 


Bahan:
1. Nasi
2. Telur
3. Bawang merah & bawang putih
4. Daun Bawang
5. Garam
6. Margarine

Cara membuat :
- Iris tipis bawang merah, bawang putih, dan daun bawang, lalu goreng
- Masukkan bawang yang telah digoreng ke dalam telur, tambahkan garam secukupnya, lalu kocok
- Dadar telur
- Padatkan nasi, lalu letakkan di tengah-tengah telur dadar
- Gulung telur dan nasi hingga padat
- Potong gulungan telur dan nasi

Saturday, February 11, 2012

Taylor Swift

Name : Taylor Alison Swift
D.O.B : Pennsylvania, December 13 1989
Family : Andrea Gardnera (Mom), Scott Kingsley Swift (Dad) and Austin (Brother)
Official Website :http://www.taylorswift.com

Pada tahun 2006, ia merilis singel debut Tim McGraw, disusul album debutnya yang kemudian disertifikasi multi-platinum oleh Recording Industry Association of America. Pada bulan November 2008, Swift merilis album keduanya, Fearless, yang mengantarkan Swift meraih empat Grammy Awards, termasuk Album Terbaik Tahun ini pada Grammy Awards ke-52. Fearless dan Taylor Swift berturut-turut menutup tahun 2008 di urutan ketiga dan keenam, dengan angka penjualan sebanyak 2,1 dan 1,5 juta kopi Fearless menduduki puncak Billboard 200 selama 11 minggu berturut-turut. Swift dinamai sebagai Artis Terbaik Tahun Ini oleh majalah Billboard pada tahun 2009. Swift merilis album ketiganya Speak Now pada 25 Oktober 2010 yang berhasil terjual sebanyak 1.047.000 kopi dalam minggu pertama.
Pada tahun 2008, album-albumnya keseluruhan terjual sebanyak empat juta kopi, menjadikannya musisi terlaris pada tahun itu di Amerika Serikat menurut Nielsen SoundScan. Forbes menempatkan Swift di urutan ke-69 selebriti paling berkuasa pada tahun 2009 dengan pendapatan sebesar $ 18 juta, selebriti paling berkuasa ke-12 pada tahun 2010 dengan pendapatan $ 45 juta dan selebriti paling berkuasa ke-7 tahun 2011 dengan pendapatan yang juga sebesar $ 45 juta. Swift menempati peringkat ke-38 Artis Terbaik pada dekade 2000an oleh majalah Billboard. Pada bulan Januari 2010 Nielsen SoundScan menyatakan bahwa Swift adalah artis digital tersukses dalam sejarah musik dengan lebih dari 34,3 juta singel digital terjual. Pada Maret 2011, ia telah berhasil menjual lebih dari 20 juta album dan 34,3 juta singel di seluruh dunia. Swift tercantum dalam Guinnes Book of World Records tahun 2012 sebagai Fastest Selling Digital Album by a Female Artist untuk albumnya Speak Now, dan Most Simultaneous U.S. Hot 100 Hits by a Female Artist.Pada tahun 2011, Billboard memberikannya gelar Women of the year.
  
Kehidupan awal

Swift lahir pada tanggal 13 Desember 1989 di Reading, Pennsylvania, dan besar di Wyomissing, Pennsylvania. Dia adalah putri dari Andrea Gardnera, seorang ibu rumah tangga yang dulunya bekerja di bidang keuangan, dan Scott Kingsley Swift, seorang pialang saham. Neneknya dari pihak ibu, Marjorie Finlay adalah seorang penyanyi opera. Swift mempunyai seorang adik laki-laki bernama Austin.
Ketika Swift duduk di kelas empat, dia memenangkan sebuah kontes puisi nasional dengan puisi sepanjang tiga halaman berjudul "Monster in My Closet". Di usia sepuluh tahun, seorang tukang reparasi komputer menunjukkannya cara memainkan tiga akor pada sebuah gitar yang memicu minatnya untuk mempelajari instrumen tersebut. Setelah itu Swift pun menulis lagu pertamanya, "Lucky You". Saat Swift berumur 12 tahun, dia menggunakan seluruh waktu liburan musim panasnya untuk menulis sebuah novel sepanjang 350 halaman yang tidak pernah diterbitkan. Swift adalah seorang korban bullying, dan dia menghabiskan waktu luangnya dengan menulis lagu untuk mengekspresikan perasaannya. Dia juga mulai tampil di kontes karaoke dan festival-festival lokal.
Swift mulai teratur mengunjungi Nashville, Tennese  dan bekerja dengan para penulis lagu lokal. Saat dia berumur 14 tahun, keluarganya pindah ke Nashville. Penampilan besar pertamanya adalah sebuah pertunjukan yang diterima baik di Bloomsburg Fair. Di Tennessee, Swift bersekolah di Hendersonville High School, namun dia kemudian beralih ke homeschooling saat SMA. Pada tahun 2008, dia berhasil mendapatkan ijazah SMA-nya.
Pengaruh terbesar Swift dalam bidang musik adalah Shania Twain. Orang-orang lain yang juga memberinya pengaruh adalah LeAnn Rimes, Tina Turner, Dolly Parton, dan nenek Swift sendiri. Meskipun neneknya adalah seorang penyanyi opera profesional, selera musik Swift selalu lebih condong ke country. Dia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Dixie Chicks karena sudah menunjukkan dampak yang dapat diperoleh seseorang dari "memperlebar batasan-batasan".

Karier Bermusik

2006 - 2008 : Taylor Swift
Swift pertama kali merilis singel pertamanya, "Tim McGraw", dan berhasil meraih peringkat 6 di Billboard Hot Country Song dan peringkat 40 di Billboard Hot 100. Lalu ia merilis album perdananya, Taylor Swift, yang langsung terdaftar pada peringkat 19 di Billboard 200. Lalu, setelah perilisan singel "Teardrops on My Guitar", penjualan albumnya mulai meninggi dan akhirnya mencapai posisi puncak Billboard Hot Country Albums dan peringkat 5 di Billboard 200. Album tersebut bertahan diposisi puncak untuk 24 minggu tidak berurutan. Album lain yang memiliki minggu dipuncak Billboard Hot Country Albums diatas 20 minggu pada dekade 2000-an hanya Dixie Chicks dan Carrie Underwood. Setelah Januari 2010, Taylor Swift telah terjual 4,6 juta kopi dan 9 juta download singel.
Singel kedua dari album perdananya, "Teardrops on My Guitar" mampu mencapai kesuksesan lebih tinggi dari "Tim McGraw", menduduki posisi 2 di Billboard Hot Country Song dan posisi 13 di Billboard Hot 100, lagu Swift pertama yang menduduki posisi Top 20 di Billboard Hot 100. Singel ketiganya, "Our Song", berhasil mendapatkan kesuksesan lebih tinggi lagi dari "Teardrops on My Guitar", berhasil menduduki posisi puncak Billboard Hot Country Song, singel pertamanya yang berhasil melakukannya dan berada diposisi puncak untuk 6 minggu, juga salah satu rekor terlama untuk seorang penyanyi wanita. Lagu tersebut juga berhasil menduduki posisi 16 di Billboard Hot 100, menjadikannya lagu Swift kedua yang menduduki posisi Top 20 di chart tersebut.
Singel ketiganya yang berjudul "Picture to Burn" belum berhasil mencapai kesuksesan seperti "Our Song", namun masih lumayan sukses karena menduduki posisi 3 di Billboard Hot Country Song dan posisi 29 di Billboard Hot 100. Setelah meriis ulang album perdananya menjadi Taylor Swift: Deluxe Edition, dan menambahkan sebuah singel lagi, "Should've Said No". Meskipun mendapatkan rating yang kurang bagus, singel tersebut mampu menduduki posisi puncak Billboard Hot Country Song untuk 2 minggu dan posisi 33 di Billboard Hot 100. Sampai akhir 2008, Taylor Swift telah terjual sebanyak 3 juta kopi di US. Ia pun sempat meraih nominasi Grammy Award untuk Best New Artist, tapi lolos ke Amy Winehouse.

2008 - 2009 : Fearless
Swift merilis album keduanya, Fearless pada November 2008 dan langsung sangat sukses. Pada awal pembukaannya, album tersebut terjual sebanyak 592,300 kopi, merupakan jumlah terbanyak untuk seluruh artis wanita pada tahun 2008. Hanya dalam dua bulan, album tersebut sukses terjual 2,2 juta kopi. Album tersebut juga terdaftar dalam peringkat 1 untuk Billboard 200 selama 11 minggu tidak berurutan dan juga peringkat 1 untuk Billboard Hot Country Albums untuk 35 minggu tidak berurutan. Empat singel dirilis sebagai singel promosi dari Fearless, dan keempatnya mendapatkan sambutan yang sangat meriah. Singel tersebut adalah "Change", "Fearless", "You're Not Sorry", dan "You Belong with Me", yang langsung masuk ke peringkat 10, 9, 11, dan 12, berurutan. Swift adalah artis pertama yang mampu melakukan hal ini.
Singel yang pertama dirilis adalah "Love Story", dengan gaya a la zaman dahulu, lagu ini menjadi lagu internasional Swift yang pertama. Berhasil meraih peringkat di Top 10 di lebih dari 20 negara didunia, termasuk juga Top 5 dibeberapa negara, termasuk peringkat 4 di Billboard Hot 100 dan peringkat 1 di Billboard Hot Country Song untuk 2 minggu. "White Horse" ditunjuk sebagai singel kedua yang dirilis, singel ballad ini berhasil menduduki posisi 13 di Billboard Hot 100, dan posisi 2 di Billboard Hot Country Song. Singel ini berhasil meraih dua Grammy Award sekaligus untuk Best Country Song dan Best Female Country Vocal Performance.
Singel ketiga dari Fearless adalah "You Belong with Me", yang dirilis sebagai singel asli dan berhasil meraih posisi 2 di Billboard Hot 100 serta posisi 1 untuk dua minggu di Billboard Hot Country Song. Lagu ini dinominasikan untuk 3 Grammy Award sekaligus, Record of the Year, Song of the Year, dan Best Female Pop Vocal Performance, sayangnya, semua gagal dimenangkan. Lalu "Fifteen" dirilis menjadi singel keempat, dan "Fearless" dirilis kembali menjadi singel asli kelima. Selain itu, Fearless pun diumumkan sebagai Billboard's Top Selling Albumof 2009, menandakan sebagai album terlaris pada tahun 2009 dengan penjualan 3,2 juta kopi.
Pada tanggal 13 September 2009, tepatnya acara MTV Video Music Awards digelar. Swift berhasil memenangkan sebuah piala untuk Best Female Video untuk videonya "You Belong with Me". Namun, saat sedang berpidato untuk kemenangannya, rapper Kanye West dengan santai maju kepanggung dan merebut mikrofon yang dipegang Swift, dan menyatakan bahwa video dari Beyonce yang berjudul "Single Ladies" lah yang harusnya menang, bukan video Swift. Kanye West lalu diusir dari acara, dan saat Beyonce memenangkan Video of the Year, penghargaan tertinggi malam itu, ia mengundang Swift untuk kembali maju dan menyelesaikan pidatonya. Swift setuju dan ia menyelesaikan pidatonya malam itu. Insiden ini menyedot perhatian banyak artis, termasuk para nominator Best Female Video lainnya, seperti Pink, Katy Perry, Lady Gaga, serta Kelly Clarkson, yang kompak setuju bahwa video Swift boleh-boleh saja menang. Artis dan banyak orang penting lainnya pun menilai tindakan Kanye West sangat negatif, dan tidak pantas. Kanye West akhirnya meminta maaf pada Swift, dan Swift menerimanya.

2010-Sekarang : Debut film dan Speak Now
Pada Februari 2010, ia mendapatkan 8 nominasi Grammy Awards dan mendapatkan 4 diantaranya, antara lain Album of the Year dan Best Country Album untuk Fearless, serta Best Female Country Vocal Performance dan Best Country Song untuk "White Horse". Juga dinominasikan sebagai Best New Artist tahun 2008 lalu, dan dinominasikan untuk 4 kategori lain, yaitu Record of the Year4, Song of the Year, dan Best Female Pop Vocal Performance untuk "You Belong with Me" dan Best Pop Collaborations with Vocal untuk "Breathe", bersama Colbie Caillat.
Swift lalu muncul dalam film Valentine's Day, dan menyanyikan lagu utama dalam soundtracknya, yang berjudul "Today Was a Fairytale". Reaksi lagu ini sangat dahsyat, dan dalam seminggu lagu ini telah terjual 325.000 kopi, dan langsung mendapatkan posisi 2 di Billboard Hot 100. Mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang Britney Spears dengan lagunya "Womanizer" yang terjual 280.000 kopi pada minggu pertamanya.
Swift merilis album ketiganya bertitel Speak Now pada 25 Oktober 2010. Semenjak dirilis, para kritikus memberikan review yang sangat positif bahkan mendekati sempurna untuk album ini. Melengkapi respon positif dari kritikus, Speak Now berhasil dengan hebatnya menembus angka satu juta kopi dalam minggu pertama, yaitu 1,047,000 hanya pada minggu pertamanya. Swift adalah artis pertama yang mendapatkan satu juta kopi untuk penjualan albumnya diminggu pertama sejak Lil Wayne ditahun 2008, dan juga artis country pertama yang mendapatkan satu juta kopi penjualan albumnya diminggu pertama, sejak Garth Brooks  ditahun 1994. Speak Now menjadi rekor sebuah album country dari artis wanita pertama yang menembus lebih dari satu juta kopi diminggu pertamanya, dan kedua keseluruhan, setelah Garth Brooks. Artis wanita beraliran country lainnya yang sempat menduduki rekor ini adalah Shania Twain dengan albumnya Up! ditahun 2002 yang terjual 847,000 kopi diminggu pertamanya.

Diskografi : 
2006 - Taylor Swift
Track List :


1. Tim McGraw
2. Picture To Burn 
3. Teardrops On My Guitar
4. A Place In This World
5. Cold As You
6. The Outside
7. Tied Together With a Smile
8. Stay Beautiful
9. Should've Said No
10. Mary's Song (Oh My My)
11. Our Song
12. I'm Only Me When I'm With You
13. Invisible
14. A Perfectly Good Heart
15. Teardrops On My Guitar





2008 - Fearless



 

Track List :
1. Jump Then Fall

2. Untouchable
3. Forever & Always
4. Come In With The Rain
5. SuperStar
6. The Other Side Of The Door
7. Fearless
8. Fifteen
9. Love Story
10. Hey Stephen
11. White Horse
12. You Belong With Me
13. Breathe
14. Tell Me Why
15. You're Not Sorry
16. The Way I Loved You
17. Forever & Always
18. The Best Day
19. Change

2010 - Speak Now





Track List :



1. Mine
2. Sparks Fly
3. Back To December
4. Speak Now
5. Dear John
6. Mean
7. The Story Of Us
8. Never Grow Up
9. Enchanted
10. Better Than Revenge
11. Innocent
12. Haunted
13. Last Kiss
14. Long Live
15. Ours
16. If This Was A Movie
17. Superman
18. Back To December (Acoustic)
19. Haunted (Acoustic)
20. Mine (POP Mix)


Thursday, February 9, 2012

Nice Quote...

Wednesday, February 8, 2012

Salamander Guru and The Shadows Episode 1

Credit : uknowhaccy

Monday, February 6, 2012

Digital Scrapping




Bosen... jadinya bikin ini deh... hehe...

Dunia Ryles

Nemuin cerpen lain lagi diantara tumpukan dokumen-dokumen lama, hehe... ini cerpen aneh... satu cerita tapi plotnya loncat-loncat... dulu punya rencana buat nulis ulang tapi belom kesampean.. hmm... kapan-kapanlah... now i'll share the raw version first... 
   
            “Pagi Ryles…”
            “Hi, Ryl…”
            “Nice hair Ryles…”
            Gadis yang disapa Ryles, bergerak cepat. Selalu seperti ini setiap hari. Kenapa sih mereka tidak bosan memandangnya setelah setahun lebih ia ada disana setiap hari (kecuali liburan tentu saja). Ugh… ia harus cepat-cepat masuk kelas, bersembunyi.
“Hi, Ryles…” Ryles melengos dan semakin mempercepat langkahnya.
         Ini hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Ryles Amanda Pierce sekarang telah menjadi murid tingkat dua. She’s so excited about everything in second grade, except the others attention…
            Ryles memasuki kelas barunya secepat ia bisa, mencari bangku di sudut belakang. Yah, posisi favoritnya adalah bangku disudut belakang kelas tepat disamping jendela. Disitu ia bisa merenung saat pelajaran sedang tidak menarik, bisa tidur ditemani semilir angin saat professor yang mengajarnya mendongeng indah dengan suara berisi penuh mantra-mantra pembuat ngantuk, bahkan ia bisa membuat bangau-bangau kertas saat ia bosan dan melemparkannya ke pohon pinus di samping kelasnya. Ryles melemparkan tasnya asal, duduk, dan beberapa menit kemudian ia sudah terlelap dengan kepala menelungkup pada dua lengannya yang terlipat diatas meja. Itu salah-satu cara menghindari perhatian-perhatian menyebalkan dari teman-teman kelasnya.
            “Good morning class!”
            “Good morning professor!”
         Ryles mengangkat wajahnya dan mengusapnya beberapa kali. Professor Evans sudah berdiri di depan kelas. Tersenyum manis dan menyerukan instruksi-instruksi yang hanya didengarkan setegah hati oleh Ryles. Luar Biasa banget hari pertama sekolah pun dimulai dengan pelajaran yang sangat dibenci Ryles, Sejarah. Ia mengambil buku tebal berjudul “World History” dan dengan enggan membuka halaman pertama sambil menuap lebar.
                  ...........................................................................................................................

      Ryle tahu ia sendiri, dan itu bukanlah masalah baginya. Tapi, kenapa orang lain harus mempermasalahkannya. Orang tuanya, saudara-saudaranya, keluarganya yang lain, teman-teman sekolahnya, dan semua orang yang mengenalnya menganggap kesenangannya untuk sendiri adalah suatu kesalahan, mengaggapnya aneh, dan memberinya pandangan seakan-akan ia adalah manusia berpenyakit paling menular sejagad raya dan harus segera disembuhkan. Ryle tahu ini tak biasa, tapi apa yang salah darinya, ia hanya tidak suka keramaian, tidak suka suara-suara berisik, tidak suka diusik dan digerecoki, tidak suka orang lain mengurusi urusannya, dan ia selalu bisa melakukan semuanya sendiri, jadi ia tak butuh orang lain, lalu apa yang salah?
            “Ryle… up honey… breakfast ready… aku membuat telur panggang kesukaanmu!” Seeorang wanita berteriak dari arah dapur. Ia memakai celemek bermotif bunga matahari cerah, secerah senyumnya. Ia terlihat sangat menikmati apa yang dikerjakannya. Membuat sarapan untuk keluarganya.
               Ryle membuka matanya dengan enggan, sisa-sisa kantuk masih terlihat jelas di wajahnya. Sejenak ia berpikir untuk kembali menarik selimutnya dan melanjutkan tidurnya, tapi ia ingat ia telah dengan sangat terpaksa berjanji pada ayahnya untuk mengunjungi Mrs Hammersmith dan membawakannya seloyang muffin buatan ibunya, hanya agar ia diizinkan tidak ikut ke pesta tolol teman ayahnya siang nanti.
            “Ryle…”
            “I’m here mom, stop screaming, please…”
            “sorry sweetheart… I think u still up stair…”
            “I’m going now, where’s the muffin?”
            “easy honey, u don’t have any breakfast”
            “I’m not hungry mom,”
            “but… u didn’t eat anything”
            “I will eat, if I think I wanna eat okay, please don’t think u know everything, I’m not a child anymore… I’ll see u later…” Ryle menyambar bungkusan muffin dan berlari keluar rumah.

            Selalu seperti itu, kenapa orang lain selalu kurang kerjaan dan mencampuri apa yang tak seharusya mereka campuri. Mereka punya kehidupan mereka sendiri yang bisa mereka urusi. Ryle mengetuk pintu rumah diujung jalan. Rumah mungil berwarna putih itu sepi dan memang selalu sepi. Mrs Hammersmith hanya tinggal berdua dengan cucunya Daffa. Ryle tidak tahu kemana keluarganya yang lain atau kenapa hanya ada Daffa, maksudnya Daffa tak mungkin tak punya orang tua kan? Ryle tidak tahu dan tidak tertarik untuk tahu, maksudnya itu adalah masalah keluarga Mrs Hammersmith, dan ia tak akan begitu kurang kerjaannya untuk mengurusinya. Mrs Hammersmith adalah wanita tua, mugnkin umurnya sudah lebih dari 70 tahun, tapi ia masih tampak sehat. Ryle sering melihatnya membawa Fenzy, anjingnya jalan-jalan tiap sore. Mrs hammersmith juga akrab dengan kedua orang tuanya, mereka sering minum the bersama, dan saling mengrimi makanan. Tapi Ryle baru pertama kalinya mengantar makanan ke rumahnya. Bisanya selalu ibunya atau Diyls, kakak perempunya yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya. Menurut Ryle, itu hanya karena Diyls berharap bisa bertemu Daffa setiap kesana. Dan sekali lagi itu bukan urusannya. Ryle sendiri tidak terlalu mengenal Daffa, kecuali fakta bahwa ia adalah cucu Mrs Hammersmith, tentunya.
            Ryle mengetuk untuk yang kedua kalinya, sedikit tidak sabar. Yah, ini bukanlah pekerjaan yang disukai oleh Ryle. Mengantar makanan, oh semoga saja Mrs Hammersmith tidak terlalu lama berbasa basi, kalau perlu ia akan segera pamit setelah menyerahkan muffinnya.
            “Hi, Ryle… kejutan!” Ryle tersentak, bukan Mrs Hammersmith yang membuka pintu, tapi Daffa. Ryle mau tak mau membayangkan bagaimana ekspresi Diyls seandainya ia yang ada disana.
            “Oh, hi.. ya.. ehm.. aku mengantarkan muffin buat Granny… dari mom… ya, oh ini dia, tolong sampaikan padanya,terimakasih” kata Ryle, what’s the hell? Kenapa dia harsu nervous di depan Daffa, Ryle buru-buru berbalik berharap daffa tidak melihat wajahnya yang nyaris semerah tomat.
            “Hei.. Ryle, kurasa kau bisa masuk dulu, granny akan senang sekali ditemani sarapan, dan tampaknya muffin ini sanagt enak, granny pasti ingin berterima kasih langsung padamu, ayolah…”
            Ryle berbalik, menimbang. 

            .........................................................................................................................................

            He’s so cute….
Yuppy, untuk pertama kalinya ada “seseorang” yang bisa menembus barrier otak Ryle yang, (dia bersumpah) sangat tebal dan susah ditembus. Who’s the lucky one? Hmm… his Daffa. Cucu mrs hammersmith itu telah berhasil meruntuhkan teori kesendirian seorang ryle.
            “He’s smart!!! He’s cool!!! He’s everything u want…” Ryle kebingungan sendiri mendeskripsikan sosok daffa.

          ..........................................................................................................................................
            “WHAT ARE YOU DOING WITH HIM?” Diyls membuka pintu kamarku dengan kasar dan langsung meneriakiku dengan ganas. Aku tersenyum sambil mengedikkan bahu. Aku sedang dalam mood yang sangat baik hari ini, dan amukan diyls tak akan mampu merusaknya. Perlu badai tornado untuk menerbangkan resa senangku.
            “APA MAKSUDNYA TERSENYUM DAN MENGEDIKKAN BAHU?” teriaknya lagi, lebih keras, aku yakin semua orang di jalanan akan bisa mendengar teriakannya. Aku masih tersenyum, dengan enggan meletakkan pensilku dan memandangnya.
            “Entahlah Diyls, biasanya orang tersenyum karena dia sedang bahagia…”
            “YOU”RE LYING TO ME RYLE… YOU”RE LYING!!!”
            “Well… sorry!”
             
Dylis mendiamkanku sejak hari itu. Dan aku? Oh, aku tak peduli. Itu masalahnya, bukan masalahku. Menurutku aku tak melakukan kesalahan apapun. Okey, aku memang menjadi dekat secara tiba-tiba dengan daffa, dan apa salahnya dengan itu? Aku menikmati kedekatan kami, untuk pertama kalinya aku merasa bisa menerima orang lain dalam hidupku.

           ........................................................................................................................................

Ada satu saat dimana kau harus berhenti sesaat, memejamkan mata, berpikir, membiarkan semuanya terjadi sebagaimana mestinya. Terkadang memandang sesuatu dari kejauhan bisa membuatmu terbangun dari kesemuan. Biarkan saja ia menuntunmu, membawamu perlahan, hingga saat waktu itu tepat, ia akan berhenti dengan sendirinya.

“so, what do u think?”

“it’s wonderfull… really… gimana kamu bisa tahu ada tempat seperti ini?” Ryle mengerjap-ngerjap, tampak sangat senang. Pemandangan di sekelilingnya membuatnya kehilangan kata-kata. Saat ini ia dan daffa berdiri di teras belakang sebuah villa yang langsung menghadap kearah danau, diseberang danau tampak hutan pinus yang berwarna cokelat berbaris rapi dengan latar belakang gunung yang tertutup salju. Siluet gunung dan hutan pinus tergambar jelas dipermukaan danau. Sungguh menabjukkan… matahari senja yang kekuningan membuat suasana menjadi begitu romantis, tenang, rasanya ryle tak ingin memalingkan pandangannya walau hanya sedetik, takut saat ia menoleh kembali semua keindahan itu telah lenyap…

        ..................................................................................................................................................


Ryle frustasi… belum pernah dalam seumur hidupnya dia begitu membenci kesendirian. Awalnya, dia mengira semua akan baik-baik saja, seperti baiasanya. Bahwa dia, tak akan kalah pada kesepian, bahwa ia tak akan ditaklukkan oleh rasa bosan, bahwa ia bisa mengabaikan kerinduan akan kehadiran orang lain di dekatnya. ryle mengira ia akan gila. Ia tak tahu bagaimana mengatasi luapan emosi yang tak pernah dirasakannya sebelumnya. Ia sudah biasa sendirian, ia selalu bisa sendirian, dan ia tak pernah merasa tak nyaman dengan semua itu. Kenapa sekarang tiba-tiba semua hal biasa menjadi tak biasa? Apa yang salah pada dirinya? Apa yang telah terjadi?
“aku butuh makanan… mungkin itu akan membuatku sedikit tenang” ia seketika bangkit dari tempat tidur, dan mendekati box makanan di atas buffet, tapi tak ada apa-apa disana, hanya beberapa bungkus kopi instant. Ryle melengos, suasana hati yang tak baik akan bertambah buruk saat perutmu kelaparan dan kau sadar tak ada yang bisa kau makan. Ia berdiri di tengah kamar, memandang laptop, handphone, tumpukan novel dan komik, serta tempat tidur secara bergantian. Ia sudah bosan tidur, ia melirik dengan enggan ke arah novel-novelnya, tapi langsung memalingkan muka, membaca buku tak akan menyenangkan tanpa cemilan, dan tak ada hal menarik dalam laptopnya, ia sudah menghabiskan waktu seharian kemarin untuk mengutak atik isinya, mungkin ia akan bermain game globebox di hpnya… tapi permainan itu sudah terlalu sering diamainkannya, sampai-sampai permainan itu sering error dan tiba tiba mati sendiri saat sedang dimainkan.
“hmm.. mungkin lebih baik aku tidur, semoga saat aku terbangun esok, ada sesuatu yang menyenangkan terjadi, siapa tahu tiba-tiba ada yang datang membawa makanan, atau tiba-tiba ada yang mengrim sms dan bilang kalau uang beasiswa sudah turun.. yah, apalagi yang bisa dilakukan selain berharap…” dan ryle, kembali merebahkan kepalanya ke atas bantal dan mencoba terlelap. Dalam tidurnya ryle bermimpi menjadi putri di sebuah kastil yang sangat besar, ditemani oleh empat orang pangeran tampan dan keluarga yang sangat menyayanginya. Setiap hari ia makan makanan yang dimasak oleh koki professional, dilayani oleh puluhan pelayan, dengan pengawalan khusus saat ia kan keluar rumah. 

...................................................................................................................................
Sebenarnya sudah sejak lama ryle menyadari bahwa semuanya memang sudah berakhir, dan karena kesalahannyalah semuanya menjadi rumit seperti saat ini. Semua kekacauan yang sekarang membuatnya tak bisa bernafas, tak bisa mengendalikan diri, tak bisa lagi menentukan apa yang seharusnya ia lakukan. Ryle tahu semuanya sudah tak mungkin, ia bahkan sudah tahu lama sekali… tapi entah kenapa perasaannya tak mau sedikitpun mengalah, perasaannya tak mau berdamai dengan kenyataan, ia tak mau menerima bahwa ‘daffa’ memang sudah pergi dan tak akan pernah berbalik lagi. Ryle tahu, dulu daffa sangat mencintainya, dan sejujurnya ia sangat berharap cinta itu kembali… selama ini ryle selalu berpura-pura tidak tahu tentang apapun, tidak mau peduli dengan apapun, tidak mau membuka mata bahwa daffa yang sekarang bukanlah lagi daffa yang ia kenal saat SMA… ryle sangat berharap daffanya kembali, ia rela menukar apapun asalkan daffa kembali mencintainya, kembali ke sisinya… tapi bahkan sudah lama sekali, ryle menyadari, itu sudah tidak mungkin.
Daffa memaafkannya… itu sudah sangat cukup… mengingat dulu daffa mendiamkannya selama sisa tahun ketiganya di SMA, dan ryle juga sangat tahu, ia pantas mendapatkan kemarahan sebesar itu. ryle sudah pernah memutuskan untuk melupakan daffa, menganggapnya bukan bagian dari kehidupannya, berusaha berpikir bahwa ia dan daffa adalah kesalahan yang tak perlu disimpan dan memori
Tapi, daffa tak pernah benar-benar pergi, entah kenapa ia selalu kembali, dan sekarang  daffa bisa menerimanya lagi sebagai teman, dan ryle bahagia mereka bisa berbicara dengan santai tanpa kecanggungan seperti dulu, tapi itu malah membawa petaka bagi ryle. Sesuatu yang dulu telah ia tinggalkan, telah ia kubur dalam-dalam di dasar hatinya dengan susah payah, kini kembali menguak dan mengusiknya. Perasaan itu kembali lagi… dan ryle lupa diri, lupa bahwa apapun yang daffa katakan, apapun yang daffa lakukan, semua tak akan mengubah kenyataan, daffa tak akan pernah membiarkannya masuk ke dalam hatinya lagi. Ryle terlalu bahagia, terlalu bahagia hingga ia tak menyadari sesuatu yang ditakutkannya akan muncul, membuatnya merasakan lagi perasaan sakit, perasaan sendiri, perasaan tak pantas, perasaan bersalah, perasaan merindukan seseorang untuk menggenggam tanganmu, memelukmu, mengelus kepalamu, dan mencium keningmu, persaan itu muncul kembali, perasaan yang dulu telah ryle musnahkan dari hatinya, telah ia kunci rapat-rapat hingga tak seorangpun bisa tahu bahwa ia terluka, bahwa ia menangis, bahwa ia ingin memperbaiki kesalahannya, dan membiarkan orang lain tahu bahwa ia hanyalah gadis remaja aneh yang selalu sendiri dan tak mau membuka diri. Sekarang ia harus menghadapi ketakutannya… 

....................................................................................................................................
Apa yang ditakutkan ryle bukanlah tentang apa yang terjadi pada daffa, melainkan apa yang akan terjadinya padanya setelah semua masa lalu itu dibangkitkan secara tak sadar oleh secuil harapan dalam hatinya… harapan yang ryle tahu, sebentar lagi harus ia padamkan walau ia tak rela.
Daffa kini telah memiliki kehidupan yang sempurna, sangat sempurna untuk diusik, bahkan dengan mengatasnamakan cinta. Ryle tahu, tak ada pilihan lain baginya… ia memang harus mundur, kembali berkuatat dengan usahanya untuk melupakan daffa, yang dengan sendirinya berarti kembali ke kehidupan lama seorang ryle… alone girl.
Ia harus menutup hatinya lagi untuk melupakan rasa sakit ini, walau itu berarti sebentar lagi ia akan kembali menjadi manusia batu tanpa hati nurani, yang bahkan menangispun tak akan bisa lagi ia lakukan, bahkan ia tak akan bisa lagi berempati pada orang lain, hidup dengan penuh ketidakpedulian kepada orang lain, yah itulah ryle yang dulu… mungkin juga nanti.

........................................................................................................................................
Saat menyukai sesuatu, kejar dan perjuangkan. Saat telah lelah mengejar, bertahanlah dan menanti. Saat telah lelah menanti, lepaskanlah… dan inilah saatnya untuk melepaskanmu… semoga ini yang terbaik bagi kita berdua.

..........................................................................................................................................
Kembali lagi… harus berjuang sekuat tenaga menahan kesakitan yang sama, luka yang sama, amarah yang sama… hanya waktu yang berbeda. Ryles tidak pernah habis pikir, kenapa drama picisan ini harus terus berulang dalam hidupnya. Seberat itukah melepas seseorang?
Ryles tahu satu-satunya cara agar semua ini berakhir adalah dengan mengakhirinya. Sejujurnya, memang kata-kata itulah yang sangat ia tunggu-tunggu mampu terucap baik dari dirinya sendiri maupun darinya. 

...........................................................................................................................................

Berusaha belajar untuk tidak berpikir terlalu jauh, tidak terbang terlalu tinggi, tidak berkhayal terlalu indah…

Dan akhirnya memang hanya aku yang harus mengerti kamu, dan kamu tidak akan pernah mengerti aku, hanya aku yang harus mendengarkanmu, dan kau tak perlu mendengarkanku, hanya aku yang harus menerimamu apa adanya dan kau bahkan tak pernah peduli seperti apa aku…

Apakah akhirnya memang harus seperti ini? Apakah inilah yang sesungguhnya direncanakan olehNya? Jujur, ryle takut berharap, takut bermimpi, takut semua itu kembali hilang dalam sekejap mata, sama seperti hari-hari kemarin. 

...................................................................................................................................... ...

To Be Continue...
 

Starylova © 2008. Design By: SkinCorner